Cluely AI: Alat Kontroversial yang Mendefinisikan Ulang Bantuan Digital
Cluely AI: Alat Kontroversial yang Mendefinisikan Ulang Bantuan Digital
Pada April 2025, sebuah startup AI unik bernama Cluely memasuki dunia teknologi dengan premis yang mengundang tanda tanya: "curang dalam segala hal." Pendiri mereka yang berusia 21 tahun, Chungin "Roy" Lee dan Neel Shanmugam, berhasil mengumpulkan dana awal sebesar $5,3 juta meskipun—atau mungkin karena—pendekatan provokatif mereka terhadap bantuan AI. Perjalanan duo ini dari diskors di Columbia University hingga mendapatkan jutaan dana di Silicon Valley memberikan gambaran menarik tentang inovasi sekaligus kekhawatiran etis yang mengelilingi AI saat ini.
Dari Skorsing Kampus ke Pendanaan Silicon Valley
Kisah Cluely dimulai dengan Interview Coder, sebuah alat yang dikembangkan Lee dan Shanmugam untuk membantu insinyur perangkat lunak "curang" dalam wawancara teknis. Proyek ini menyebabkan tindakan disipliner di Columbia University, di mana keduanya akhirnya diskors. Alih-alih mundur, mereka justru memperkuat visi mereka, mengembangkannya menjadi apa yang sekarang dikenal sebagai Cluely.
"$5 juta untuk mengubah definisi kata 'curang,'" cuit Lee setelah mengumumkan putaran pendanaan sukses yang dipimpin oleh Abstract Ventures dan Susa Ventures pada April 2025.
Meski baru berusia beberapa minggu, perusahaan mengklaim telah mencapai pendapatan berulang tahunan sebesar $3 juta—angka mengesankan yang menunjukkan minat pasar yang signifikan meskipun ada pertanyaan etis seputar alat ini.
Apa Sebenarnya yang Dilakukan Cluely?
Pada intinya, Cluely beroperasi melalui jendela browser tersembunyi yang "tidak terdeteksi" yang memberikan bantuan AI secara real-time selama interaksi langsung. Menurut materi pemasaran mereka, alat ini dapat:
- Membaca dan menganalisis apa yang ada di layar Anda
- Mendengarkan audio dari percakapan atau pertemuan
- Memberikan respons dan saran yang langsung dan sesuai konteks
Perusahaan menawarkan versi gratis terbatas dan langganan Pro seharga $20 per bulan (atau $100 per tahun), menargetkan skenario mulai dari wawancara kerja dan panggilan penjualan hingga ujian dan negosiasi.
Kampanye peluncuran berpuncak pada video yang diproduksi dengan rapi namun kontroversial yang menunjukkan Lee menggunakan Cluely untuk berbohong tentang usianya dan pengetahuan seni saat berkencan. Ketika ketahuan, AI mencoba menyelamatkan situasi dengan menyarankan komentar yang memuji karya seni pasangannya.
Realita di Balik Pemasaran
Beberapa jurnalis yang telah menguji Cluely melaporkan adanya kesenjangan signifikan antara pemasaran ambisius dan kinerja sebenarnya. Victoria Song dari The Verge menemukan alat ini mengalami masalah teknis selama pengujian:
- Latensi yang cukup besar, dengan respons AI memakan waktu hingga 90 detik—waktu yang sangat lama dalam percakapan nyata
- Masalah audio selama pertemuan video
- Perilaku pengguna yang mencolok (seperti melihat ke arah lain dari kamera untuk membaca saran) yang membuat alat ini jauh dari "tidak terdeteksi"
"Sulit terlihat pintar ketika AI bisa butuh dua menit penuh untuk mencerna percakapan," tulis Song. "Saya malah bekerja lebih keras untuk menjadi lebih buruk dalam pekerjaan saya daripada biasanya."
Pengujian Business Insider mengungkapkan keterbatasan serupa, termasuk halusinasi faktual di mana AI membuat keterampilan yang sebenarnya tidak dimiliki oleh reporter sekaligus melewatkan kualifikasi yang memang tercantum di profil LinkedIn mereka.
Lee mengakui kekurangan ini, mencatat bahwa Cluely saat ini "masih dalam kondisi sangat mentah" dan video peluncuran mereka mewakili "sebuah visi, bukan produk."
Perdebatan Etis
Pemasaran Cluely sebagai alat untuk "curang dalam segala hal" telah memicu perdebatan etis yang sengit di berbagai forum teknologi, institusi pendidikan, dan lingkaran profesional:
Argumen Mendukung Cluely
Para pembela, termasuk para pendirinya, berpendapat bahwa Cluely mewakili evolusi yang tak terhindarkan dari bantuan AI. Mereka membandingkannya dengan kalkulator, pemeriksa ejaan, dan mesin pencari—semua awalnya dicap sebagai "curang" sebelum menjadi alat standar.
"Menggunakan AI adalah sesuatu yang tak terhindarkan dan harus kita terima bersama," kata Lee kepada Business Insider. Ia memposisikan Cluely sebagai "maksimalisme AI," menyarankan bahwa AI harus membantu dalam setiap konteks yang memungkinkan.
Manifesto perusahaan menggambarkan teknologi ini dalam istilah revolusioner: "Masa depan akan menghargai leverage, bukan usaha."
Kekhawatiran yang Muncul
Para kritikus mengajukan berbagai keberatan terhadap pendekatan Cluely:
Integritas akademik: Alat ini berpotensi merusak penilaian pendidikan dan pembelajaran yang sejati.
Etika profesional: Perusahaan seperti Amazon secara eksplisit melarang penggunaan alat semacam ini selama wawancara, menyatakan bahwa hal itu menciptakan "keuntungan tidak adil" dan membuat evaluasi kandidat menjadi tidak akurat.
Risiko privasi: Kemampuan Cluely untuk memantau layar dan audio menimbulkan kekhawatiran serius tentang privasi, meskipun perusahaan mengklaim tidak menyimpan data pengguna.
Normalisasi ketidakjujuran: Pemasaran yang secara eksplisit mempromosikan penipuan sebagai kebajikan berpotensi mengubah norma sosial tentang kejujuran.
Keterbatasan praktis: Bahkan jika diterima secara etis, keterbatasan teknis saat ini membuat alat ini kurang berguna dibandingkan yang diiklankan.
Melihat ke Depan
Apakah Cluely mewakili masa depan bantuan AI atau hanya kisah peringatan masih harus dilihat. Pendekatan provokatifnya tentu menarik perhatian, tetapi keberhasilan berkelanjutan akan bergantung pada bagaimana mengatasi keterbatasan teknis dan kekhawatiran etis.
Lee memberi isyarat tentang perbaikan di masa depan: "Kami telah meningkatkan semua server kami, mengoptimalkan algoritma, dan sekarang kecepatannya harus sekitar tiga kali lipat." Namun pertanyaan besar tetap apakah alat yang dirancang secara eksplisit untuk penipuan memiliki tempat yang sah dalam ekosistem teknologi kita.
Untuk saat ini, Cluely menjadi studi kasus menarik tentang interaksi kompleks antara inovasi teknologi, batasan etis, dan insentif pasar di era AI.
Citations:
- TechCrunch: Columbia student suspended over interview cheating tool raises $5.3M
- The Verge: I used the 'cheat on everything' AI tool and it didn't help me cheat on anything
- Business Insider: A new AI app that helps you cheat in conversations is slick, a little creepy, and not quite ready
- PCMag: This AI Tool Helps You Cheat on Job Interviews, Sales Calls, Exams
- NDTV: AI Startup That Lets Users Cheat In Exams And Interviews Raises $5.3 Million